Site icon MediaSultra.com

Kendari Hadapi 3 Problem Serius dan Beban Utang Rp400 Miliar, Warisan atau Bom Waktu?

Wajah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dok Traveloka

KENDARI – Kota Kendari merayakan usia ke-194 dengan semangat budaya dan persatuan. Namun di balik kemeriahan itu, tersimpan beban berat: utang Pemkot Kendari yang menembus Rp400 miliar dan sederet masalah mendasar yang belum terselesaikan.

Isu ini mencuat dalam rapat paripurna istimewa DPRD Kota Kendari, Selasa (6/5/2025), yang seyogianya menjadi panggung refleksi dan perencanaan masa depan.

Wali Kota Siska Karina Imran tak menutup-nutupi kondisi keuangan daerah yang sedang tertekan.

“Ini bukan hanya soal angka. Ini tentang tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan masa depan Kendari,” tegasnya di hadapan anggota DPRD dan tamu undangan.

Utang Rp400 Miliar: Warisan atau Bom Waktu?

Dengan utang hampir setengah triliun rupiah, Pemkot Kendari menghadapi dilema antara memenuhi kewajiban atau mendorong percepatan pembangunan. Tanpa strategi pengelolaan yang jelas, utang daerah ini berpotensi menghambat roda pembangunan dan pelayanan publik.

“Kita tidak bisa berharap pada satu pihak saja. Komitmen kolektif adalah kunci,” kata Siska.

Tak hanya soal utang, Pemkot juga dihadapkan pada tiga masalah mendasar yang terus membayangi warga mulai dari penanganan banjir yang belum efektif di musim penghujan, krisis air bersih di sejumlah wilayah kota hingga infrastruktur kota yang belum merata dan cepat rusak.

Meski demikian, titik terang mulai terlihat. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR mengucurkan anggaran Rp238 miliar untuk pembangunan infrastruktur di sektor Bina Marga, SDA, dan Cipta Karya.

Pemkot Kendari menargetkan kawasan strategis seperti eks MTQ akan dibenahi menjadi ruang publik baru yang modern dan ramah warga.

Namun, banyak yang bertanya: Apakah janji ini realistis di tengah tekanan utang dan persoalan dasar lainnya?

Antara Seremonial dan Realitas Kota

Paripurna HUT Kota Kendari berlangsung meriah dengan nuansa adat, menghadirkan tokoh-tokoh penting mantan wali kota seperti Ir. Asrun, Masyhur Masie Abunawas, dan Andi Musakir Mustafa. Namun realitas kota tak bisa ditutupi begitu saja.

Ketua DPRD Kota Kendari, La Ode Muh Inarto, menegaskan bahwa, kemajuan Kota Kendari hanya bisa dicapai dengan kolaborasi semua pihak. Ia menyebutkan, lahirnya lima Perda baru menjadi pijakan awal menuju arah pembangunan yang lebih terstruktur dan pro-rakyat.

“Apa yang telah kita rencanakan berawal dari satu niat dan tujuan, yaitu menjadikan Kendari semakin maju. Ini kerja bersama, bukan hanya pemerintah, tapi semua masyarakat,” ujar Inarto.

Kota Kendari memasuki usia 194 bukan hanya dengan sejarah panjang, tetapi juga utang yang menumpuk dan problem klasik yang tak kunjung selesai.

HUT ini menjadi momen yang tepat, bukan hanya untuk merayakan, tapi juga merevisi arah kebijakan dan menata ulang komitmen pembangunan. (MS Network)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Exit mobile version