KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai ekspor Sultra pada Maret 2025 mencapai US$324,50 juta, mengalami kenaikan signifikan sebesar 15,68 persen dibandingkan Februari 2025 yang tercatat senilai US$280,53 juta.
Plt. Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Surianti Toar, mengungkapkan bahwa lonjakan nilai ekspor ini turut diikuti oleh peningkatan volume ekspor sebesar 26,22 persen, dari 205,44 ribu ton pada Februari menjadi 259,30 ribu ton di bulan Maret.
“Peningkatan ini dipicu oleh naiknya permintaan global terhadap komoditas andalan Sulawesi Tenggara, khususnya dari sektor pertambangan dan pengolahan logam,” jelas Surianti dalam konferensi pers di Kantor BPS Sultra, Jumat (2/5/2025).
Data BPS mencatat tiga komoditas utama yang berkontribusi besar terhadap ekspor Sultra, yakni Besi dan baja, sebagai penyumbang terbesar nilai ekspor, Bijih logam, kemudian Feronikel, produk olahan yang semakin diminati pasar internasional.
Kenaikan harga global serta peningkatan kapasitas produksi dari sektor industri pengolahan turut menjadi faktor pendorong signifikan dalam pertumbuhan ekspor tersebut.
Sementara itu, nilai impor Sulawesi Tenggara pada Maret 2025 tercatat sebesar US$88,65 juta, mengalami penurunan sebesar 19,35 persen dibandingkan Februari 2025, dan turun drastis 51,34 persen dibandingkan Maret 2024.
Meski secara nilai turun, volume impor justru naik 11,12 persen menjadi 307,55 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan nilai impor ini utamanya disebabkan oleh berkurangnya permintaan atas bahan baku industri tertentu dan efisiensi biaya pengadaan barang modal.
Surianti Toar menambahkan bahwa peran pemerintah daerah dan peningkatan efisiensi pelabuhan ekspor juga berkontribusi terhadap peningkatan performa perdagangan luar negeri Sultra.
“Kami optimistis tren positif ini dapat terus berlanjut dengan dukungan lintas sektor,” tutupnya. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini
Discussion about this post