KONAWE UTARA – Insiden memilukan terpaksa harus dialami oleh warga di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Sebuah ambulans pengangkut jenazah terjebak di jalan tambang berlumpur, memicu kemarahan warga dan aksi demonstrasi massal. Pasalnya, Jenazah Hj. Jamila (67), yang sedang dibawa dari RSUD Bahteramas Kendari menuju rumah duka di Desa Tapunggaya, harus tertahan berjam-jam akibat jalan rusak dan licin penuh lumpur pasca-hujan pada Jumat (2/5/2025).
Dalam video berdurasi 3 menit yang viral di media sosial, tampak ambulans itu mati mesin di tanjakan curam yang berubah menjadi kubangan lumpur. Keluarga jenazah putus asa, meminta pertolongan dari para pengendara yang melintas. Suasana mencekam makin terasa saat beberapa warga bahu-membahu menarik ambulans menggunakan tali tambang sejauh lebih dari 1 kilometer.
“Kami sangat sedih dan kesal. Bayangkan, jenazah keluarga kami tidak bisa lewat hanya karena jalan rusak ini dipakai hauling perusahaan tambang setiap hari,” ujar Hargono, kerabat korban.
Menurut warga, jalan desa yang seharusnya menjadi akses utama masyarakat kini rusak parah akibat dijadikan jalur hauling tambang. Tidak hanya debu dan lumpur yang menjadi masalah, tapi juga keselamatan dan akses dasar warga seperti pendidikan dan kesehatan.
“Sekolah dipindahkan, perekonomian lumpuh, dan kini jenazah pun tidak bisa melintas. Ini sudah keterlaluan,” tegas Hargono.
Iskandar Wijaya, Koordinator Kajian dan Kampanye Puspaham Sulawesi Tenggara, turut mengecam situasi ini. Ia menyebut negara telah gagal menjalankan mandat konstitusional jika hak dasar warga dirampas oleh kepentingan industri.
“Tidak usah bicara reklamasi atau pemulihan ekosistem kalau jalan untuk warga saja tidak bisa dilalui,” ujarnya tajam dalam pernyataan tertulis.
Aksi Demonstrasi
Sebagai bentuk protes, puluhan warga Tapunggaya menggelar aksi demonstrasi menuntut penutupan akses hauling perusahaan tambang. Aksi itu berlangsung di jalur utama yang biasa dilalui kendaraan berat tambang dan mendapat pengawalan ketat dari aparat TNI dan Polri.
Warga menegaskan bahwa jika pemerintah dan perusahaan tidak segera memperbaiki akses jalan dan mengembalikan fungsinya untuk warga, aksi serupa akan terus berlanjut. (MS Network)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini