Bukan Sultra, Ini Alasan Sulut Jadi Primadona Hilirisasi Perikanan di Kawasan Indonesia Timur

Hasil Perikanan tangkap di Sulawesi Utara. File: KKP

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan Sulawesi Utara (Sulut) sebagai primadona dan pusat hilirisasi perikanan di kawasan Indonesia Timur.

Pasalnya, sepanjang tahun 2024, ekspor perikanan dari Provinsi Sulawesi Utara mencatat nilai signifikan sebesar USD 172,5 juta, dengan volume mencapai 27,7 juta kilogram.

Meskipun Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat total produksi perikanan tangkap yang lebih tinggi, namun Sulawesi Utara menunjukkan keunggulan dalam nilai ekspor dan pengembangan infrastruktur hilirisasi. Strategi hilirisasi yang diterapkan di Sulawesi Utara, termasuk pengolahan produk perikanan dan penguatan rantai dingin, telah meningkatkan daya saing produk di pasar global. Sementara itu, Sulawesi Tenggara memiliki potensi besar dalam produksi perikanan yang dapat dimaksimalkan melalui pengembangan infrastruktur dan strategi hilirisasi serupa.​

Perbandingan ini menunjukkan bahwa kedua provinsi memiliki keunggulan masing-masing dalam sektor perikanan. Kolaborasi dan pertukaran strategi antara keduanya dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri perikanan global.

Perbandingan Produksi Perikanan Tangkap 2024: Sulawesi Utara vs Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

   Sulawesi Tenggara

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tornanda Syaifullah, komoditas Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT) menjadi andalan ekspor Sulut dengan nilai kontribusi sebesar USD 165 juta atau 95% dari total ekspor. Produk-produk ini telah diolah dalam bentuk loin, fillet, dan produk beku siap saji, yang menunjukkan keberhasilan strategi hilirisasi KKP.

“Produk perikanan yang dihasilkan Sulut telah memenuhi standar ekspor dan berdaya saing tinggi,” jelas Tornanda dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 14 April.

Pasar Ekspor Perikanan Sulawesi Utara: AS hingga ASEAN

Berikut adalah negara-negara tujuan utama ekspor perikanan dari Sulut:

Hilirisasi Dukung Program Prioritas Nasional

Selain meningkatkan ekspor, hilirisasi juga diarahkan untuk mendukung program strategis nasional seperti makan bergizi gratis dan ketahanan pangan. Hal ini diwujudkan melalui penguatan rantai dingin dan peningkatan kapasitas Unit Pengolahan Ikan (UPI).

“Penerapan sistem rantai dingin mulai dari kapal, pelabuhan, UPI, hingga cold storage dan transportasi ekspor menjadi tulang punggung hilirisasi Sulut,” ujar Tornanda.

Saat ini terdapat 68 UPI skala menengah hingga besar di Sulut, sebagian besar terpusat di Kota Bitung. Pemerintah juga melakukan revitalisasi sistem rantai dingin, pembangunan cold storage, serta dukungan logistik efisien.

Strategi lain mencakup: Pengembangan akses pasar dan promosi dagang, Fasilitasi kemitraan koperasi nelayan dan UMKM, Pemanfaatan hasil hilirisasi untuk konsumsi dalam negeri

Investasi Rp163 Miliar untuk Perikanan Tangkap Sulut

Sejak 2020, KKP telah mengalokasikan lebih dari Rp163 miliar untuk sektor perikanan tangkap di Sulawesi Utara. Bantuan ini mencakup: Ribuan unit alat tangkap dan mesin kapal, Fasilitas keselamatan pelayaran, Perbaikan dermaga, kolam pelabuhan, tempat pemasaran ikan, dan Pembangunan penahan gelombang.

Menurut Plt Dirjen Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, pada 2024 saja KKP menyerahkan 106 kapal lengkap dengan alat tangkap kepada nelayan terdampak bencana.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung mencatat berbagai capaian penting di antaranya:

Kontribusi Ekonomi dan Produksi Perikanan

Hingga akhir 2024, pelabuhan perikanan Sulut mencatat PNBP sebesar Rp60,84 miliar. Per 13 April 2025, total penerimaan telah mencapai Rp16,04 miliar. Sementara itu, produksi perikanan dari kapal berizin pusat mencapai:

Sebanyak 960 kapal berizin pusat dan 258 kapal berizin daerah beroperasi di wilayah Sulut. Dari jumlah itu, 357 kapal telah bermigrasi ke izin pusat, dengan 178 kapal telah dilengkapi sistem pemantauan kapal (VMS).

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa strategi ekonomi biru dan hilirisasi akan terus didorong untuk menjadikan sektor perikanan sebagai pilar utama pembangunan nasional.

“KKP berkomitmen memperkuat ekosistem hilirisasi agar sektor kelautan dan perikanan berdaya saing tinggi serta berkelanjutan,” tegasnya. (MS Network)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Exit mobile version