Jembatan Teluk Kendari harus Jadi Ruang Aman dan Estetik
KENDARI – Fenomena meningkatnya kasus bunuh diri di Jembatan Teluk Kendari mengundang keprihatinan mendalam dari Wakil Ketua Komisi V DPR RI asal Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Bae.
Tak tinggal diam, politisi Partai Golkar itu turun langsung ke lokasi bersama Wali Kota Kendari Siska Karina Imran, Ketua DPRD Kendari Inarto, Kepala BPJN Sultra Yudi Hardiana, pihak RS Jiwa, dan Basarnas, Sabtu (31/5/2025), untuk melakukan sosialisasi keselamatan dan keamanan jembatan.
“Keselamatan rakyat adalah segalanya. Kita tidak ingin Jembatan Teluk Kendari yang dibangun untuk mendukung ekonomi justru menjadi tempat akhir hayat,” ujar Ridwan dengan nada prihatin.
Untuk mencegah aksi bunuh diri, Ridwan menegaskan bahwa pemasangan pagar pengaman khusus di kedua sisi jembatan akan segera dilakukan. Proyek ini akan dikerjakan oleh BPJN Sultra mulai tahun ini melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) Aspal Buton.
“Kita minta perhatian penuh dari BPJN. Harus ada pagar yang membuat orang berpikir dua kali untuk melakukan aksi nekat. Ini bentuk pencegahan dini,” tegasnya.
Selain pagar, lampu jalan yang sempat mati akan diaktifkan kembali guna meningkatkan visibilitas dan keamanan malam hari. Tak hanya itu, patroli rutin oleh Satpol PP dan Basarnas juga akan digelar di sekitar area jembatan.
Dari Titik Rawan Jadi Ruang Aman dan Estetik
Jembatan Teluk Kendari, atau yang dikenal sebagai Jembatan Bahteramas, awalnya dibangun untuk memperlancar mobilitas logistik dari pelabuhan baru di Pulau Bungkutoko. Saat diresmikan oleh Presiden RI pada 22 Oktober 2020, jembatan ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi Kendari.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, jembatan tersebut justru mencatatkan lima kasus bunuh diri. Hal inilah yang menjadi latar belakang gerakan transformasi jembatan dari titik rawan menjadi ruang publik yang aman dan layak.
“Bunuh diri memang sulit ditebak. Tapi kita bisa cegah. Kita rawat jembatan ini supaya bukan hanya fungsional, tapi juga humanis dan aman,” jelas mantan Bupati Muna dua periode itu.
Langkah lain yang tak kalah penting adalah penataan kawasan jembatan. Ridwan menyebutkan, ke depan akan ada larangan berjualan di atas jembatan, pengawasan terhadap pembuangan sampah, dan pembangunan taman wisata di bawah jembatan.
“Jangan sampai keindahan jembatan rusak karena sampah atau aktivitas liar. BPJN sudah rancang taman indah di bawahnya. Jadi orang bisa nikmati pemandangan Teluk Kendari dari bawah,” paparnya.
Dengan berbagai upaya yang sedang dirancang dan dijalankan, Ridwan Bae berharap Jembatan Teluk Kendari tidak lagi dikenal sebagai tempat aksi tragis, melainkan sebagai ikon kota yang indah, aman, dan penuh harapan. (MS)
Simak Berita Lainnya di WA Channel disini