Site icon Mediasultra.com – Referensi dari Sultra

Membaca Peluang Emas di Pulau-pulau Kecil Kepulauan Tiworo, Sulawesi Tenggara

Pulau Indo, salah satu pulau eksotis di Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Dok Dispar

Catatan Redaksi | 2 Agustus 2025

Di ujung barat Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, gugusan pulau kecil di Selat Tiworo menyimpan kisah luar biasa yang kerap luput dari peta pembangunan. Pulau-pulau ini tampak sederhana, namun siapa sangka bahwa di atas tanah seluas hanya beberapa hektare itu hidup ribuan orang—bertahan, bertumbuh, dan bermimpi.

Ada 11 pulau kecil berpenghuni tetap yang tersebar di selat ini. Masyarakatnya sebagian besar adalah suku Bajo, Bugis, dan Muna, yang telah lama menyatu dengan laut, menjadikan bahari sebagai identitas hidup, bukan sekadar sumber penghidupan.

Pulau Kecil, Nyawa Besar

Mari kita sebut nama-nama pulau itu. Tasipi—hanya 3 hektare, namun dihuni 800 jiwa. Pasi Padangan, pulau mungil dua hektare, telah berpenghuni sejak 1950-an. Mandike dan Katela, pulau-pulau padat penduduk yang masing-masing dihuni lebih dari seribu jiwa. Maginti, sumber lobster dan rajungan. Gala, tempat pasar tradisional bersandar pada kayu-kayu dermaga tua. Bangko, pulau 300 hektare yang menyimpan lanskap mangrove dan desa terapung nan unik.

Setiap pulau membawa cerita. Ada yang sudah punya dermaga, listrik surya, sekolah, hingga puskesmas. Namun ada juga yang masih mengandalkan lampu minyak dan perahu kayu untuk menyambung kehidupan. Laut menjadi dapur, jalan raya, sekaligus pagar hidup.

Perceraian ASN di Kendari, Sulawesi Tenggara Meningkat, Ada Apa?

Potensi Biru yang Siap Dikelola

Di tengah keterbatasan itu, potensi ekonomi Tiworo sungguh luar biasa. Berdasarkan dokumen resmi pemerintah, wilayah ini menyimpan lebih dari 24.000 hektare area potensial untuk perikanan dan budidaya laut. Termasuk: 17.461 ha budidaya rumput laut, 6.528 ha untuk keramba jaring apung, 115,9 ha untuk jaring tancap.

Namun potensi saja tidak cukup. Investasi diperlukan—yang tidak serampangan, tetapi berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan ekologis. Masyarakat di sini bukan obyek pembangunan, mereka adalah mitra. Mereka menjaga lautnya, maka siapapun yang datang harus menghormatinya.

Ancaman yang Tak Boleh Diabaikan

Pulau-pulau kecil seperti Tasipi, Katela, dan Pasi Padangan sudah padat. Tak ada lagi ruang untuk gagal dalam pengelolaan limbah, perencanaan tata ruang, atau penanganan krisis lingkungan. Air laut di beberapa titik mulai menunjukkan peningkatan kadar amonia akibat aktivitas domestik dan industri perikanan yang belum tertata.

Sementara itu, banyak lahan belum bersertifikat, status kepemilikan tumpang tindih, dan kapasitas kelembagaan lokal belum memadai untuk menghadapi arus modal besar.

Saatnya Investasi yang Adil dan Cerdas

Jika ada tempat di Indonesia yang siap menjadi model pengelolaan ekonomi biru berbasis pulau kecil, maka Tiworo adalah salah satunya. Tapi kuncinya bukan hanya pada modal, melainkan niat baik, strategi jelas, dan keberpihakan pada masyarakat lokal.

Kolaka Utara Hadapi Tantangan Serius: Ekonomi Melambat, Kemiskinan Tinggi, hingga IPM Rendah

Pemerintah Kabupaten Muna Barat telah merumuskan lima strategi utama:

1. Meningkatkan adaptasi masyarakat terhadap risiko lingkungan,

2. Mengendalikan konversi lahan daratan agar tidak merusak laut,

3. Diversifikasi usaha kelautan dan perikanan,

4. Penertiban tata ruang dan status hukum lahan,

Ridwan Bae Dukung Penuh Edukasi Keselamatan Pelayaran di Sulawesi Tenggara

5. Peningkatan kapasitas SDM pesisir dan nelayan.

Tiworo sebagai Masa Depan

Pulau-pulau kecil Tiworo adalah laboratorium hidup dari masa depan Indonesia sebagai negara kepulauan. Di sinilah seharusnya dimulai—dari pulau kecil, dari orang kecil, dari mimpi besar.

Kita tidak butuh investor yang hanya mengejar untung, tetapi mereka yang siap membangun masa depan bersama.

Karena laut dan pulau bukan komoditas, tapi warisan. (***)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Exit mobile version