Site icon Mediasultra.com – Referensi dari Sultra

304 Ribu Warga Sulawesi Tenggara Masih Miskin per Maret 2025

Potret kehidupan nelayan di wilayah pesisir Sulawesi Tenggara yang kini banyak mengalami kemiskinan karena kehilangan mata pencaharian akibat laut tercemar limbah tambang nikel. Dok

KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 304,43 ribu orang per Maret 2025.

Angka ini mencerminkan 10,54 persen dari total penduduk, menunjukkan bahwa kemiskinan masih menjadi tantangan besar di tengah upaya perbaikan distribusi pengeluaran dan pembangunan daerah.

Plt. Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, dalam konferensi pers pada Jumat (25/7/2025) mengungkapkan, angka kemiskinan tertinggi masih berada di wilayah perdesaan.

“Jumlah penduduk miskin di perkotaan sebesar 71,53 ribu orang, sementara di perdesaan mencapai 232,90 ribu orang,” ungkapnya.

Rincian Garis Kemiskinan Sultra 2025

BPS mencatat garis kemiskinan di Sultra pada Maret 2025 berada di angka Rp488.171 per kapita per bulan, terdiri atas:

Pesona Ibu Kota Sulawesi Tenggara yang Memanjakan Jiwa, Nomor 10 Bikin Terpukau!

Garis Kemiskinan Makanan: Rp364.299

Garis Kemiskinan Non-Makanan: Rp123.872

Dengan rata-rata rumah tangga miskin memiliki 5,48 anggota, maka kebutuhan minimal per rumah tangga miskin diperkirakan sebesar Rp2.675.171 per bulan.

Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Selain jumlah, BPS juga mencatat tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan, yang mengukur sejauh mana kondisi miskin dirasakan masyarakat:

Indeks Kedalaman (P1): 1,890

Kinerja OPD di Kendari: Serapan Anggaran Lemah, Banyak Program Mandek

Indeks Keparahan (P2): 0,453

Wilayah perkotaan:

P1 = 1,264

P2 = 0,317

Wilayah perdesaan:

Hasil Indonesia vs Vietnam U-23: Garuda Muda Kalah 0-1 di Final AFF 2025

P1 = 2,284

P2 = 0,538

Data ini menegaskan bahwa kemiskinan di perdesaan tidak hanya lebih banyak secara jumlah, tetapi juga lebih dalam dan parah secara kualitas.

Ketimpangan Menurun, Tapi Tantangan Masih Ada

Meski angka kemiskinan masih tinggi, BPS mencatat adanya perbaikan pada tingkat ketimpangan pengeluaran (Gini Ratio) yang menurun menjadi 0,363 pada Maret 2025. Angka ini lebih baik dibanding September 2024 (0,365) dan Maret 2024 (0,370).

Gini Ratio Perkotaan: 0,359

Gini Ratio Perdesaan: 0,345

Mengacu pada standar Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada 40 persen penduduk terbawah mencapai 18,45 persen, yang masuk dalam kategori ketimpangan rendah.

Pemerataan Masih Jadi PR

Penurunan ketimpangan menjadi sinyal positif, namun tingginya jumlah penduduk miskin, terutama di wilayah pedesaan, mengingatkan bahwa pemerataan hasil pembangunan dan akses ekonomi yang adil masih sangat dibutuhkan. (MS)

Simak Berita Lainnya di WA Channel disini

Exit mobile version